Nasi Kuning Tumpeng di Hari Ulang Tahun Pernikahan Ke-9
Tumpeng Ulang Tahun Perkawinan Ke-9 |
Bangun tidur dikejutkan dengan kesibukan isteri masak-masak di dapur, padahal jam masih menunjukkan pukul 05.00 WITA, ternyata lagi memasak nasi kuning. Kemarin sore, saya mengatakan kepada isteri agar besok (hari ini tapi tidak sepagi ini) memasak sedikit spesial untuk satu keluarga, sebagai kesyukuran atas perjalanan rumah tangga kami, sehingga dengan berbekal uang 50 ribu rupiah saja kita pergi ke pasar untuk membeli keperluan dapurnya.
Walhasil, ternyata jadinya lumayan banyak, sehingga aku pun berinisiatif untuk membuatkan satu gunungan kecil di tengahnya yang sering kita sebut tumpeng, dan kita pun sepakat untuk mengajak kawan-kawan satu Mess, sehingga mereka kaget ada apa gerangan pagi-pagi mengajak untuk makan pagi atau sarapan. Sebelum santap bersama, kami menjelaskan bahwa hari ini adalah hari ulang tahun pernikahan kami yang ke-9, serta tak lupa memohon didoakan agar keluarga kami selalu diberikan Allah kebahagiaan.
Alhamdulillah wa syukru
lillah, wa laa haula wa laa quwwata illa billah, Allahumma Shalli Ala Muhammad
wa aalih …
Ini adalah kali pertama kami
merayakan ulang tahun dengan makan-makan (sebelumnya tidak pernah), padahal
tepat 9 tahun yang lalu hari Sabtu Legi, tanggal 14 Januari 2006 Masehi
bertepatan dengan tanggal 14 Dzulhijjah 1426 Hijriyah saya menjadi suami
bagi isteri tercinta Sitti Asia.
Dalam usia perkawinan yang tidak
terlalu lama ini, kami telah dikaruniai banyak kenikmatan serta anugerah tak
terhingga berupa amanah 3 buah hati, Syakhilah Salsabila Adhwa, Hamdan FatihAl Faruq dan Meysha Azumi Hasiba.
Mungkin, tidak seperti ulang
tahun pernikahan kebanyakan pasangan suami isteri yang dirayakan dengan
perayaan dan pesta besar dan mewah, ulang tahun pernikahan kami tidak pernah
dirayakan, bahkan memberi hadiah satu sama lain pun jarang kami lakukan, tetapi
yang tak pernah terlewatkan adalah menghabiskan malam bersama isteri (di
saat anak-anak pada tidur) untuk bercengkeramah dengan mengingat dan
menghidmati perjalanan perkawinan selama ini, membicarakan hal-hal yang telah
tercapai dan yang belum didapatkan, mendiskusikan rencana-rencana di
tahun-tahun yang akan datang guna mewujudkan impian dan harapan-harapan di masa
datang, memikirkan dan memprogramkan masa depan 3 buah hati kami dan yang
terpenting lagi adalah saling menguatkan rasa cinta di antara kami berdua, agar
dalam kondisi apapun kita bisa saling menguatkan dan mendukung demi
kelanggengan rumah tangga kami. Apalagi hidup di perantauan yang hanya setahun
sekali menginjakkan kaki di kampung halaman, apalagi yang kita lakukan kalau
tidak saling menguatkan dan memahami satu sama lain, memahami keadaan yang
akhirnya dapat mewujudkan apa yang dicita-citakan. Yang lebih penting dari itu
semua adalah keberterimakasihan kami kepada pasangan yang dengan setia menemani
di kala suka dan senang, serta saling memohon maaf dan memaafkan, karena dalam
setiap rumah tangga seseorang tak ada yang sehebat Rasulullah sallallahu alaihi
wasallam dalam menjaga dan memanage rumah tangga. Maka dari itu Nabi Muhammad
saw. sebagai panutan bagi siapa saja yang mengarungi dalamnya samudera rumah
tangga yang tak bertepi.
Sebagaimana hari ulang tahun
kelahiran yang selalu diingat, ulang tahun pernikahan juga jarang atau bahkan tidak pernah
terlupakan, karena merupakan salah satu moment penting dalam sejarah hidup
seseorang termasuk aku dan keluargaku.
Dalam banyak situs web maupun
blog, menyebut ulang tahun pernikahan ke-9 dengan perkawinan gerabah (boleh
percaya boleh tidak). Gerabah adalah perkakas yang terbuat dari tanah liat
dengan berbagai bentuk, seperti kendi, gentong, pot bunga, cobek dan lain
sebagainya yang tentunya kita tahu bahwa perkakas tersebut mudah pecah dan rapuh,
apalagi bila alat-alat tersebut terguling, jatuh, roboh, berbenturan dengan
benda keras lainnya atau bahkan dibanting. Jika dikaitkan dengan pernikahan,
tentu maknanya tidak beda jauh dari sifat gerabah itu sendiri, yakni usia
pernikahan yang rentan terhadap benturan dan cobaan, banyak hal-hal yang akan
dilalui yang justru dapat menggoyahkan pernikahan seseorang. Di usia perkawinan
yang ke-9 ini, pasangan suami isteri harus memegang erat prinsip-prinsip
pernikahannya agar tidak jatuh atau roboh di tengah jalan, agar bahtera
rumah tangganya tidak bocor ketika mengarungi lautan kehidupan yang dapat
menenggelamkannya.
Tetapi melihat proses perjalanan
perkawinan hingga 9 tahun, maka sebagaimana gerabah cara pembuatannya juga
merupakan proses yang cukup panjang, mulai dari pemilihan tanah liat dan
pengambilannya, menyiapkan tanah liat tersebut dengan menyiram dan
menggilingnya, membentuknya menjadi perkakas atau perabot yang sarat karya
seni, dilakukan penjemuran di bawah terik matahari dan tidak kalah pentingnya
adalah proses pembakaran dan penyempurnaan. Pernikahan ketika melewati tahun ke
9 berarti telah mengalami berbagai rintangan dan cobaan, dijemur kesulitan dan
dibakar fitnah membara, akan tetapi akhirnya menjadi sebuah karya seni indah
nan sempurna seperti guci-guci cinta yang penuh dengan keindahan. (Sekali
lagi boleh percaya boleh tidak, tapi setidaknya bisa menjadi pengingat bagi
saya pribadi)
Bagi saya usia pernikahan yang
ke-9 ini belum apa-apa, gak ada prestasi yang bisa dibanggakan, karir, rumah,
kendaraan, membahagiakan orang tua pun, bahkan mencukupi kebutuhan dan
keinginan anak istri saja masih sebatas angan-angan yang entah kapan
benar-benar bisa terwujud.
Akhirnya, sebagaimana yang diharapkan
semua orang, semoga kami diberikan kebahagiaan dan kesejahteraan sepanjang
hayat, dimudahkan dalam segala urusan dan dibukakan segala pintu keberkahan dan
kebaikan. Dan ulang tahun pernikahan kami yang ke-9 ini cukup menjadi motivasi
dan cambuk semangat bagi kita untuk dapat lebih baik dari tahun-tahun
sebelumnya.
Sembari mengucap doa:
Bismillahirrahmanirrahim,
Alhamdulillahirabbil Alamin, Allahumma Shalli Ala Muhammad Wa Alih.
Ya Allah …. Ya Ghoffar
Ampunilah dosa-dosa kami, dosa
kedua orang tua kami
Jadikanlah kami sebagai
kebanggaan bagi orang tua kami
Peliharalah kami dari tutur
kata dan perilaku yang menyakiti mereka
Dan karuniakanlah kepada kami
kekuatan untuk membahagiakan mereka
Ya Allah, Ya Rahman Ya Rahiim…
Tanamkanlah sifat dan sikap cinta,
kasih sayang di antara kami
Karuniakanlah kesetiaan di
antara kami yang tak lekang oleh waktu, yang tak lapuk oleh usia
Dan jadikanlah kami saling
merindukan di kala jauh dan menentramkan di kala dekat
Ya Allah, Ya Latiif
Engkau Yang Maha Lembut dan
pemberi kelembutan
Karuniakan kepada kami sifat
lembut dalam tutur kata dan perbuatan
Limpahkanlah kami kesabaran
agar tidak saling menyakiti satu sama lain
Lindungilah kami dari hal-hal
yang dapat menjerumuskan kami dari kezaliman
Ya Allah … Ya Aziiz
Sesungguhnya diriku ini
hanyalah hamba-Mu yang lemah dan fakir
Limpahkanlah rumah tanggaku
dengan penuh mawaddah
Jadikanlah rumah tanggaku
sebagai rumah tangga yang sakinah
Jadikanlah aku suami yang
disayangi isteriku
Bimbinglah aku menjadi suami
yang terbaik bagi dirinya
Ya Allah Ya Razzaq Yang Maha
Mencukupkan…
Karuniakanlah kepada kami
kesabaran dalam meraih cita-cita rumah tangga kami
Penuhilah kebutuhan dan
keinginan kami dengan jalan halal dan dalam keridhaan-Mu
Mudahkanlah kami dalam
menggapai mimpi-mimpi indah yang selama ini belum terwujud
Dan yang penting dari semua
itu, jadikanlah rumah tangga dan keluarga kami selalu di jalan yang Engkau
ridhai dan beri petunjuk, sehingga akan mengantarkan kami kepada Jannah-Mu,
Insya Allah.
Rabbana hablana min azwajina
wa dzurriyatina qurrata a’yun waja’alna lilmuttaqiina imamah
Rabbana Atina fiddunya hasanah
wa fil akhirati hasanah waqinah adzabannar
Walhamdulillahi Rabbil Alamin
Aamiin, aamiin ya rabbal
‘alamiin
Komentar
Posting Komentar